Kamis, 17 Mei 2012

Dianggap Kurang Peduli, Warga Gunung Sugih Desak Rekrutmen Tenaga Kerja PT Chandra Asri

Saat Badan Pemuda Peduli Gunung Sugih (BP2G) menggelar dialog dengan perwakilan manajemen PT Chandra Asri di kantor Kelurahan Gunung Sugih, Selasa (15/5)
Selang sehari didemo warga terkait pembebasan lahan, manajemen PT Chandra Asri Petrochemical (CAP) kembali dituntut oleh warga Kelurahan Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan, terkait kesempatan kerja bagi warga sekitar. Desakan tersebut seperti diungkapkan warga saat Badan Pemuda Peduli Gunung Sugih (BP2G) menggelar dialog dengan perwakilan manajemen PT Chandra Asri di kantor Kelurahan Gunung Sugih, Selasa (15/5).
Dalam dialog tersebut, warga mempertanyakan persoalan rekrutmen tenaga kerja untuk mengisi PT Buthadine Petrochemical yang merupakan pabrik perluasan dari PT Chandra Asri Petrochemical. "Untuk pengembangan pabrik yang baru ini, berapa warga sekitar yang direkrut oleh PT Chandra Asri? Kami mendapat informasi, perusahaan malah melakukan rekrutmen dari daerah luar," ujar Ketua BP2G, Kodir, yang diamini oleh warga.
Hal senada diungkapkan pendiri BP2G Andi. Ia dengan tegas meminta PT Chandra Asri memprioritaskan tenaga kerja dari masyarakat sekitar.

"Keberadaan industri disini seharusnya bisa menyejahterakan masyarakat sekitar. Dahulukan dulu tenaga kerja dari warga disini sebelum merekrut dari luar, kami berharap segala informasi rekrutmen tenaga kerja bisa diinformasikan kepada masyarakat melalui kantor kelurahan," ujar Andi.
Tidak hanya persoalan kesempatan kerja, warga lainnya mengaku sudah belasan tahun hidup tersiksa karena polusi yang ditimbulkan oleh pabrik kimia tersebut. Meski begitu, selama itu pula perusahaan investasi asing tersebut tidak pernah menunjukkan kepeduliannya kepada warga sekitar. "Kita sudah tidak nyaman hidup disitu. Kita ini sudah 17 tahun dianiaya oleh Chandra Asri, sejak mulai pengurugan lahan untuk pembangunan sampai sekarang sudah berproduksi, kami tidak dapat apa-apa," ujar Mulyadi, tokoh masyarakat Lingkungan Cerlang yang bersebelahan dengan tembok PT CAP. Mulyadi juga mengaku warga sekitar tidak pernah mendapatkan kompensasi apa-apa selama 17 tahun tinggal bersebelahan dengan perusahaan kimia tersebut.
"Sampai saat ini tidak ada sama sekali bantuan atau kompensasi apapun tidak ada, masyarakat hanya dapat polusinya saja. Kalau pabrik sedang membakar limbah, warga sekitar kepanasan dan dapat berisik saja, karena rumah kami menempel dengan tembok pabrik. Makanya, kami sudah tidak betah ingin segera pindah," ujar Mulyadi.

Menjawab pertanyaan warga, Humas PT Chandra Asri Petrochemical, Pomy Riyana, yang didampingi sejumlah jajaran Human Resource Development (HRD) angkat bicara, mereka mengaku telah cukup mengakomodir tenaga kerja dari warga sekitar.
"Sudah 15 orang dari warga lokal yang diterima bekerja disini, kalau diprosentasekan sekitar 30 persen. Dari bogor 30 persen dan dari Jogja sebesar 30 persen," ujar Pomy. "Kami akui memang telah melakukan rekrutmen di salah satu sekolah analis kimia di Jogja. Karena pabrik kimia dibutuhkan kompetensi yang khusus. Tetapi kami juga telah berusaha merekrut SDM lokal," ujarnya.
Setelah berdialog cukup panjang, pertemuan warga yang juga dihadiri oleh Lurah Gunung Sugih dan Camat Ciwandan tersebut tidak berhasil ada titik temu. Warga tetap menilai, rekrutmen karyawan baru PT Chandra Asri tidak mengakomodir warga Kelurahan Gunung Sugih. Namun demikian, pihak perusahaan meminta waktu kepada warga untuk kembali menyampaikan keputusan manajemen pada tanggal 24 Mei mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar